Wisata Budaya Bali: Mengenal Upacara Adat Dan Tradisi Lokal

Wisata Budaya Bali: Mengenal Upacara Adat Dan Tradisi Lokal – 1. Ritual Ngaben 2. Ritual Melasti 3. Ritual Mekare-Kare 4. Ritual Saraswati 5. Ritual Galungan 6. Ritual Mepandes 7. Ritual Tumpek Landep

Bali menawarkan lebih dari sekedar aktivitas wisata yang seru dan pemandangan yang indah. Selain itu, Bali memiliki beragam kekayaan adat dan budaya yang sangat menarik untuk dijelajahi. Salah satu hal menarik yang akan kita ikuti adalah ritual adat Bali yang menarik dan bermakna.

Wisata Budaya Bali: Mengenal Upacara Adat Dan Tradisi Lokal

Seperti diketahui, mayoritas masyarakat Bali menganut agama Hindu. Oleh karena itu, sebagian besar upacara adat Bali berakar kuat pada nilai-nilai Hindu.

Mengenal Desa Adat Penglipuran, Desa Wisata Berbasis Community Base

Jangan lewatkan ritual adat ini jika anda berlibur ke pulau Bali. Ini semakin melengkapi pengalaman liburan Anda. Bagi anda yang ingin mengetahui apa itu ritual adat Bali, berikut pembahasannya.

Anda dapat menghabiskan liburan Anda di Pulau Dewata dengan memilih ritual tradisional Bali. Berikut 7 ritual adat Bali yang harus Anda ketahui.

Upacara Ngaben merupakan salah satu upacara adat Bali yang sangat terkenal di masyarakat Indonesia. Ritual ini melibatkan pembakaran jenazah untuk melengkapi tubuh ketika kembali ke Sang Pencipta.

Menurut jurnal terbitan Universitas Airlangga, upacara Ngaben dilakukan untuk mengembalikan arwah nenek moyang ke asalnya atau mengembalikan unsur Panca Maha Bhuta kepada Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam ajaran Hindu, tubuh manusia terdiri dari tubuh esensial (mental atau atma) dan tubuh padat (jasmani).

Desa Adat Di Bali Membuat Perjalanamu Lebih Berkesan

Ketika seseorang meninggal, hanya tubuhnya yang mati, bukan rohnya. Oleh karena itu, upacara Ngaben diperlukan untuk memisahkan pikiran dari tubuh.

Bagi kebanyakan orang Bali, upacara ini sangat penting karena memungkinkan keluarga yang ditinggalkan membebaskan jiwa almarhum dari belenggu dunia sehingga bisa masuk surga atau menunggu reinkarnasi. Upacara ngaben ini merupakan salah satu daya tarik pulau Bali yang menarik wisatawan.

Upacara Melasti diadakan di Bali setahun sekali sebagai bagian dari rangkaian Hari Raya Nyepi. Ritual ini bertujuan untuk menyucikan diri bagi pemeluk agama Hindu.

Menurut situs resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng, upacara adat ini berlangsung 3 sampai 4 hari sebelum Hari Raya Nyepi. Warga mengunjungi berbagai mata air keramat, seperti danau dan laut, yang diyakini mengandung sumber kehidupan.

Jangan Mati Gaya, Lakukan Kegiatan Ini Saat Liburan Nyepi Di Bali

Saat upacara ini dilakukan, air suci dipercikkan ke kepala penduduk desa yang beriman. Tujuannya adalah untuk membersihkan tubuh dan pikiran dari segala kotoran dan hal-hal buruk dan mengembalikannya ke keadaan bersih.

Upacara Mekare-kare atau biasa disebut dengan perang daun pandan merupakan ritual adat yang berasal dari desa Tenganan. Ritual adat Bali ini dilakukan oleh laki-laki sebagai arena untuk menunjukkan kehebatan pertempuran mereka menggunakan daun pandan berduri tajam.

Ritual adat Bali ini dilakukan untuk menghormati Dewa Indra, dewa perang dalam kepercayaan Hindu. Usai perang, para peserta dirawat dan didoakan oleh para lansia agar tidak harus menderita.

Ilustrasi Dewi Saraswati. Foto: Ilustrasi: Dewi Saraswati – Hari Saraswati diperingati setiap hari Sabtu atau saniscara umanis wuku watugunung untuk memperingati turunnya ilmu. (Widyartha Suryawan/Bali)

Lestarikan Alam Dan Budaya, Masyarakat Hutalama Gelar Ritual Maranggir Di Bah Damanik

Acara Saraswati Bali diadakan untuk merayakan pengetahuan di bumi. Upacara Saraswati dilakukan untuk menghormati Devi Saraswati, yang membawa pengetahuan ke bumi sehingga manusia menjadi makhluk yang berevolusi.

Selama upacara Saraswati, doa diberikan untuk semua aspek ilmu pengetahuan dari buku hingga kitab suci. Selain itu, ada pertunjukan tari dan mendongeng sepanjang malam.

Upacara Galungan dirayakan oleh umat Hindu di Bali setiap enam bulan (210 hari), yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon Wuku Dungulan). Istilah Galungan sendiri berasal dari kata Jawa kuno yang berarti kemenangan.

Seperti namanya, upacara ini diadakan untuk merayakan kemenangan atas kejahatan. Ini berarti kemenangan Dewa Indra atas Mayadena dan kebaikan atas kejahatan.

Keunikan Desa Di Bali Beserta Nama Daerahnya

Inti dari peringatan ini ditujukan untuk memberdayakan manusia agar dapat mengendalikan hawa nafsunya, terutama hawa nafsu yang buruk yang akan mengganggu ketentraman hidup. Upacara ini juga dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas segala nikmat yang diterima dari Yang Maha Kuasa atas alam semesta dan segala ciptaan yang ada di dalamnya.

Upacara Mepandes disebut juga Metatah atau Mesangih. Ritual ini dilakukan ketika seorang anak mulai memasuki masa pubertas. Ritual ini melibatkan pemotongan gigi untuk menghilangkan keinginan buruk seperti kemarahan dan keserakahan.

Seorang anak laki-laki yang suaranya semakin dalam dan seorang gadis yang baru pertama kali haid melakukan ritual ini. Dalam ritual ini, enam taring atas dilubangi oleh sesepuh.

Upacara Tumpek Landep adalah ritual di mana orang Bali menyucikan senjata dan peralatan mereka melalui pengorbanan dan doa. Mengutip dari majalah terbitan Universitas Udayana, Tumpek Landep dirayakan setiap 210 hari sekali oleh umat Hindu yaitu saniscara kliwon wuku landep.

Desa Wisata Di Bali, Adat Dan Budaya Memikat Hati

Tumpek Landep dalam filosofi Hindu adalah Pinaka Landeping Idep. Dengan kata lain, Tumpek Landep merupakan sarana untuk mengasah pikiran berupa dewa senjata (Pasupati) dan mencari keselamatan dari para dewa.

Itu dia, inilah 7 ritual adat Bali yang harus Anda ketahui. Jika anda berlibur ke Bali jangan lupa luangkan waktu untuk menyaksikan upacara adat Bali yang kaya akan adat dan budaya. Banyak ritual adat Bali yang unik dan menarik antara lain :

Ritual Adat di Bali – Bali menawarkan lebih dari sekedar kegiatan wisata seru dan alam yang indah. Bali yang juga disebut pulau dewata memiliki kekayaan budaya yang sangat menarik untuk dijelajahi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ritual adat menarik dan unik di Bali yang sayang untuk dilewatkan.

Agar kunjungan Anda berikutnya ke Bali semakin sempurna, jangan lewatkan acara tradisional Bali yang seru dan unik ini untuk mengenal lebih jauh kekayaan budaya Pulau Dewata!

Tradisi Bukakak Desa Giri Emas, Ungkapan Syukur Hasil Pertanian Yang Melimpah

Upacara Melasti tahunan yang diadakan setahun sekali sebagai bagian dari rangkaian Hari Raya Nyepi di Bali ini berfokus pada penyucian diri umat Hindu. Dalam upacara adat Bali yang digelar tiga hingga empat hari sebelum Nyepi, warga mengunjungi berbagai sumber keramat seperti danau, mata air, dan laut.

Dalam upacara adat yang diadakan di Bali ini, para biksu Hindu memercikkan air suci ke kepala setiap warga untuk menyucikan tubuh dari segala kotoran dan hal-hal buruk, sehingga jiwa dan raga kembali suci. Untuk mengikuti acara adat ini, Anda bisa menginap di hotel dekat pura besar Hindu di sekitar Kuta atau Uluwatu.

Mayoritas penduduk Bali menganut agama Hindu. Tidak seperti budaya penguburan lainnya di mana orang meninggal, orang Bali memiliki tradisi Ngaben yang terkenal. Ritual adat adalah ritual khusus yang bertujuan untuk meninggalkan jenazah.

Saat upacara Ngaben dilaksanakan, jenazah dibakar dalam rangkaian upacara khidmat, termasuk prosesi. Karena kerumitan dan biaya untuk melakukan satu upacara Ngaben, tidak terlihat sesering upacara adat lainnya di Bali.

Mengenal Lebih Dekat Desa Wisata Adat Tenganan Bali

Upacara Ngaben terbagi menjadi tiga jenis yaitu Ngaben Sawa Wedana, Ngaben Asti Wedana dan Swasta. Upacara Ngaben Sawa Wedana dilakukan setelah mengawetkan jenazah sebelum upacara pembakaran. Sedangkan Ngaben Asti Wedana dilakukan setelah menguburkan jenazah terlebih dahulu. Terakhir diadakan upacara privat untuk warga Bali yang meninggal di luar daerah atau yang jenazahnya belum ditemukan.

Bagi masyarakat Bali, upacara Ngaben merupakan upacara yang menggembirakan saat anggota keluarga mengantarkan orang yang mereka cintai ke surga. Pada acara adat di Bali ini, sanak saudara dan kerabat juga dilarang menangis.

Upacara yang disebut juga upacara Mekare-kare atau “Perang Daun Pandan” ini merupakan ritual adat yang berasal dari desa Tenganan. Ritual adat di Bali ini ditujukan untuk penduduk laki-laki dan merupakan ajang untuk mempertunjukkan keterampilan bertarung menggunakan daun pandan yang runcing tajam.

Upacara adat Bali ini diadakan untuk memberi penghormatan kepada Dewa Indra yang dikenal dalam kepercayaan Hindu sebagai Dewa Perang. Di akhir perang daun pandan, para peserta dirawat dan didoakan oleh orang dewasa agar tidak merasakan sakit. Jika Anda ingin mengikuti upacara adat di Bali ini, rencanakan perjalanan ke desa Tengganan di Bali pada awal Juni.

Delegasi Ktt G20 Dibuat Terpukau Oleh Kearifan Lokal Bali

Upacara Saraswati diadakan untuk merayakan pengetahuan. Dalam ritual adat Bali ini, umat Hindu memuja dewi Saraswati yang dipercaya membawa ilmu pengetahuan ke bumi agar manusia bisa terdidik.

Dalam upacara Saraswati, didoakan segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan seperti kitab dan kitab suci. Selain itu, ada rangkaian upacara adat Bali, antara lain pementasan tari dan mendongeng sepanjang malam.

Masih termasuk dalam rangkaian acara pada hari raya Nyepi, upacara Ngerupuk dilaksanakan untuk mengusir Bhuta Kala agar tidak mengganggu kehidupan manusia yang sedang mengamalkan Brata Penyepian.

Upacara adat Bali ini dirayakan menjelang Hari Raya Nyepi dan masyarakat harus memberikan persembahan kepada Bhuta Kala. Ritual dimulai dengan membakar rumah, menyemprotkan bubuk mesiu ke rumah dan taman, dan memukul benda untuk mengeluarkan suara. Usai upacara adat Bali, Anda bisa menyaksikan pawai.

Mengenal Tradisi Melukat, Upacara Adat Bali Yang Dilakukan Oleh Pevita Pearce

Istilah Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno dan berarti ‘menang’. Seperti namanya, ritual adat di Bali ini dimaksudkan untuk merayakan kemenangan atas kejahatan. Upacara Galungan juga diadakan untuk memperingati penciptaan alam semesta dan isinya. Ritual adat Bali ini berlangsung setiap 6 bulan sekali menurut penanggalan Bali dan berlangsung selama 10 hari berturut-turut.

Ritual adat Mepandes yang juga disebut Metatah atau Mesuguh ini dilakukan pada acara-acara seperti:

Artikel Terkait

Leave a Comment