Bali Untuk Pecinta Koleksi Perangko: Wisata Mengunjungi Museum Perangko
Bali Untuk Pecinta Koleksi Perangko: Wisata Mengunjungi Museum Perangko – Jika Anda belum pernah mengunjungi mal populer di Bandung ini, jangan tertipu dengan merek lama. | Melalui: dianeaninditya.wordpress.com
, Jakarta Generasi masa kini mungkin memalingkan muka dan menyatakan minatnya ketika seseorang bertanya tentang suatu merek. Teknologi mewah yang membuatnya begitu mudah untuk mengirim pesan kepada seseorang benar-benar merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari. Alhasil, anak muda saat ini lebih memilih untuk berbelanja melalui smartphone atau tablet daripada melalui surat.
Bali Untuk Pecinta Koleksi Perangko: Wisata Mengunjungi Museum Perangko
Namun, bagi mereka yang tertarik dengan barang-barang eksotis tersebut, mereka lebih memilih mengeluarkan uang untuk melengkapi koleksi wardrobe mereka. Ada beberapa tempat beli perangko tua di Bandung. Namun yang paling terkenal di antaranya adalah toko merek Pak Maman yang berlokasi di Jalan Cilaki. 73 Bandung. Lebih simpelnya, mal ini berseberangan dengan kantor pusat PT Pos Indonesia.
Wisata Kota Lama Semarang: 9 Spot Wisata, Lokasi, & Rutenya
Jangan khawatir jika Pak Maman menjual merek Anda dengan harga yang tidak masuk akal. Karena setelah pensiun dari PT Pos, pengubah karir tersebut mengelola katalog APPI (Asosiasi Pedagang Perangko Indonesia) untuk memastikan bahwa harga yang ditawarkan selalu sesuai dengan standar yang relevan. Anda juga dapat mengambil berbagai merek di stan yang buka mulai pukul 10 malam. M. sampai jam 4 sore. M. Dari 500 sampai 2 juta.
Jika dibandingkan dengan harga online, pasti harga Pak Maman lebih terpercaya karena sebelumnya sudah dikontrol katalog resmi. Jika Anda tertarik dengan gerai Pak Maman, Anda bisa langsung menuju ke lokasi yang telah disebutkan di atas. Selain itu, tokonya sangat mudah ditemukan karena berupa mobil van dari tahun 1986.
Ia juga bercerita bahwa dunia filantropi telah berbalik arah dalam beberapa tahun terakhir. Penggemar perangko kini lebih suka mengoleksi perangko lama daripada membeli perangko baru. Tren ini sangat kontras dengan tahun 1980-an, ketika merek langka dan tidak terpakai bisa terjual puluhan juta.
Sedikit lebih banyak terjebak, ternyata beberapa prangko termahal di Asia berasal dari Indonesia. Perangko bergambar raja Belanda itu bernilai hingga 20 miliar dolar. Sayangnya, pemilik merek tersebut adalah orang asing asal Singapura, Tai Peng Hian, yang merupakan presiden Federasi Filantropi Internasional. (M.Sufyan)
Museum Filateli Singapura
Melihat 10 pasangan penyanyi di pernikahan Jessica Milada dan Upakup Hasibua, Nikita Willy dari Titi Kamal Sejak kecil minat saya pada sejarah dan budaya lebih besar dari mata pelajaran lain (misalnya olah raga haha). Mungkin karena sejak lama kita terus-menerus mengisi diri dengan berbagai bahan bacaan, termasuk berbagai barang sejarah dan budaya, minat ini muncul dengan sendirinya. Hobi membaca dan berlangganan berbagai majalah/tabloid anak mengenalkan saya pada hobi baru. Mengoleksi perangko. Saya pertama kali mengumpulkan prangko karena saya menyukai gambarnya. Siapapun yang memikirkannya, melihatnya, ternyata sejarah dan budaya juga bisa dipelajari melalui perangko. Ketertarikan saya pada filateli muncul dari kegemaran saya mengoleksi kartu pos. Saya secara otomatis diperkenalkan dengan produk surat untuk menerima kuesioner di majalah. Ya, perangko dan kartu pos tentunya. Tapi ya, gambar di prangko itu tidak dipilih sembarangan. Banyak bangunan bersejarah, tempat wisata, budaya, atau peristiwa penting muncul di prangko. Cerita rakyat Sangkuriang dan Malin Kundang adalah contohnya.
Tanda Rakyat Apakah anak-anak usia sekolah dasar sudah mengenal cerita rakyat seperti Malin Kundang atau Sangkuriang?
Ya, untuk informasi Anda. Jenis surat ini biasanya disebut tidak bermerek. Artinya, perangko memang sengaja dicetak untuk memperingati peristiwa tertentu. Atau memiliki tema khusus. Contoh merek dagang yang tidak dilindungi tersebut adalah:
Untuk perangko tertentu, maksudnya adalah perangko yang dicetak untuk memenuhi kebutuhan perangko dengan harga yang berbeda, misalnya perangko bergambar Presiden Soeharto. Bahkan ada perangko Pak Harton versi 1986 ini. Pecahan waktu itu Rp.40! Artinya merek tersebut sudah berumur 27 tahun! Dia lebih tua dariku sekarang.
Edisi 11 Maret 2011
Dimana saya bisa mendapatkan stempel ini? Sebagian besar ini adalah hasil dari ‘mengemis’ haha. Dulu, ketika saya masih SD dan SMA, dan masih mencari perangko bekas, hampir setiap orang yang saya temui akan bertanya kepada saya, “Apakah kamu punya perangko bekas?” Tapi aku tidak buruk. Beberapa anak saya di kantor berhasil “menyimpan” beberapa prangko untuk diberikan kepada saya sebagai hadiah. Di Kantor Pos Jl.Merdeka Palembang saya biasa menjual merk bekas. Tapi sayang, harganya agak mahal dan nggak masuk kantong saya waktu itu. Ada beberapa merek yang sengaja dilindungi untuk dibeli. Seperti perangko bergambar Ibu Tien Sueharto atau perangko bata langka bertanduk.
Selain itu, ada puluhan pulpen yang berbaik hati memberikan stempel yang mereka temukan. Bahkan, saya punya beberapa pulpen dari luar negeri. (Australia dan Malaysia). Saya membeli banyak merek bekas dari mereka, yang saya simpan sampai hari ini. Saya juga punya stempel dari kedutaan di Jakarta. Dulu, dia sangat rajin berkirim surat ke kedutaan. Beberapa pejabat kedutaan berbaik hati mengirimkan prangko dengan berbagai bentuk dan ukuran. Saya merasa sangat baik ketika saya mendapatkannya!
Saya juga pernah membicarakan hobi ini di blog pembiakan saya. Dari situ, beberapa deputi diam-diam menyumbangkan perangko tersebut. Bahkan, Bu Helen dan Bu Gita memberi saya koleksi perangko mereka sebagai hadiah. Wah, itu tidak menyenangkan. Dari SD hingga sekarang, saya berhasil mengoleksi 673 prangko (tersimpan dalam 4 album prangko) dari 33 negara termasuk Indonesia. (dianggap disengaja untuk posting ini lol).
Berikut adalah daftar perangko dari luar negeri yang dikumpulkan. Berdoalah agar itu sampai di sana! Ya. Negara-negara ini adalah Korea Selatan, Argentina, Malaysia, Singapura, Jepang, Hong Kong, AS, Finlandia, Austria, Republik Dominika, Antigua dan Barbuda, Mesir, Prancis, Norwegia, Jerman, Polandia, Portugal, Rumania , Belanda, Brunei Darussalam, Thailand, Cina, Italia, Kuba, Republik Ceko, Rusia, Australia, Vietnam, Kamboja, Afghanistan, bahkan Republik Guinea Bissau dan Republik Chad terdengar sangat aneh. Secara umum jumlah prangko di dalam dan luar negeri sangat berimbang, dan jumlahnya sama. Saya mendapat banyak informasi sejarah dan budaya dari prangko. Mungkin saya telah mengembangkan minat pada hal-hal baru pada merek-merek ini, khususnya budaya, sejarah, atau tradisi. Setiap kali saya mendapat informasi baru dari daerah lain (atau negara lain), saya merasa sangat bersemangat.
Namaste Indonesia 8 By Namaste Indonesia
Ada begitu banyak peristiwa penting atau tempat bersejarah yang baru saya ketahui setelah melihatnya di perangko. Apalagi di internet yang aneh, bagaimana Anda bisa tahu seperti apa Istana Kepresidenan Tampaxiring atau Istana Kepresidenan Cipanas jika bukan karena perangko? Hobi ini memberikan banyak manfaat. Konon filateli hanya bisa dilakukan oleh orang yang sabar. Ya tentu! Dimulai dengan melepas perangko dari amplop, harus berhati-hati agar tidak merusak, misalnya perforasi (gigi perangko atau tepi perangko). Menempatkan, menata dan merawat prangko kecil di album tertentu juga membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Hobi ini juga memaksa Anda untuk berhemat untuk membeli prangko khusus yang layak dikoleksi. Bagaimanapun, ini sangat menyenangkan! *bangga hahaha*
Faktanya, saya mewawancarai Anda pada tahun 2010 karena hobi ini! Taruh wajahku di majalah. Haha, narsis saya kembali. Yah, tidak buruk setidaknya hiburan ini disetujui oleh media. Oh iya, yang bikin miris sekarang adalah peran brand-brand tersebut sudah berubah dan tergantikan oleh digital spending management. Di satu sisi, mungkin untuk efisiensi dan efektivitas, di sisi lain hanya sedikit orang yang mengenal merek. Prangko mungkin suatu saat akan hilang sama sekali dari Indonesia. Jadi salah satu hal yang membuat saya senang bergabung dengan komunitas postcrossing adalah akhirnya saya bisa menggunakan prangko lagi. Panjang umur!
TagAceh Adv Advertising Airlines Air Terjun Akomodasi Bandung Baturaja BBE Belanda Belitong Blog Review Buku Sepenuh Hati Kofsurfing DKI Jakarta Eropa Fam Travel Festival Foto Lomba Goa Hong Kong Ho[s]tel India Indonesia Interpiuh Info Jambi Jawa Barat Jawa Tengah Jepang Pusat Komedi Kalimantan Embas Blog Express Kopdar Kroasia Chef Lampung Competition Malaysia Maluku Utara Museum Film Masjid Nusa Tenggara Barat Orangutan Palembang Pasar Pesona Sriwijaya Ticketing Rais Restaurant RP One Piece Dream Semarang Berbagai Trip Singapore Slovenia South Sumatera Swap Blog T&O Tanjung Uneg UNESCO WHS Visa Ogyakarta Taman Mini Indonesia Indah (TMII), East There adalah beberapa tempat hiburan yang berlokasi di Jakarta. Kawasan wisata bertema Indonesia ini terkenal dengan banyak museumnya, brand museum salah satunya. Untuk mengunjungi Museum Perangko, pengunjung bisa menggunakan berbagai moda transportasi, mulai dari mobil dan sepeda motor hingga kereta listrik seperti bus TransJakarta.
Sebelum memasuki museum prangko, pengunjung masuk melalui gerbang TMII dengan membayar tiket sebesar 20 lakh. Setelah membayar, pengunjung dapat mengunjungi Museum Komodo Dragon dan Museum Anjing Laut yang berdekatan dengan taman reptil. Selain itu, pengunjung dapat memasuki museum merek dengan membayar tiket masuk sebesar Rs 5.000 dan memindai kode QR di aplikasi PeduliLindungi. Pengunjung juga disarankan untuk melakukan pengecekan suhu tubuh terlebih dahulu. Setelah itu, pengunjung bisa langsung menikmati tempat dan melihat berbagai koleksi prangko yang bisa merusak pemandangan.
Sepi Pengunjung, Museum Perangko Tmii Lakukan Cara Ini Untuk Tarik Wisatawan
Memasuki aula, Anda bisa melihat lambang pos Indonesia dan patung monyet Hanoman yang berdiri gagah di depan museum seolah menyambut pengunjung. Penuh dengan nuansa Bali, bangunan ini memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Museum ini memiliki berbagai perangko di dalam dan luar negeri. Segel